PALANGKARAYA – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah melaporkan Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Oktober 2025 mencapai 134,98 atau naik 0,47 persen dibanding September 2025 yang tercatat 134,35.
Kepala BPS Kalteng, Agnes Widiastuti menjelaskan kenaikan tersebut dipengaruhi meningkatnya indeks harga yang diterima petani (It) sebesar 0,74 persen, lebih tinggi dibanding indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang naik 0,27 persen.
Agnes menuturkan hampir seluruh subsektor mencatat peningkatan NTP. “Subsektor tanaman pangan naik 0,20 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,76 persen, peternakan 1,06 persen, dan perikanan 0,68 persen,” jelasnya dalam press release di Kantor BPS Kalteng, Senin (03/11/2025).
Menurutnya, tren penguatan NTP tersebut mencerminkan adanya perbaikan nilai tukar hasil produksi pertanian terhadap kebutuhan konsumsi dan biaya produksi petani.
Meski demikian, subsektor hortikultura mengalami penurunan sebesar 3,32 persen. Agnes mengatakan penurunan ini dipicu turunnya harga sejumlah komoditas seperti cabai rawit, semangka, tomat, terung, kacang panjang, serta berbagai jenis sayuran lainnya.
Pergerakan harga hortikultura yang cenderung fluktuatif menjadi faktor utama melemahnya NTP subsektor tersebut.
Agnes turut menyampaikan bahwa Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) juga mengalami kenaikan 0,34 persen selama Oktober 2025.
Kenaikan ini terutama didorong kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 2,00 persen, disusul kelompok makanan, minuman, dan tembakau 0,32 persen, kelompok transportasi 0,31 persen, serta penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,25 persen.
“Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatan pengeluaran rumah tangga seiring perubahan harga kebutuhan dasar masyarakat,” ujarnya menambahkan.
Agnes menambahkan bahwa Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) juga mencatat kenaikan sebesar 0,69 persen, dari 138,67 pada September 2025 menjadi 139,62 pada Oktober 2025.
Ia menegaskan bahwa peningkatan NTP dan NTUP pada Oktober menjadi indikasi membaiknya daya beli serta efisiensi usaha petani di Kalimantan Tengah.
Dengan penguatan yang terjadi di sebagian besar subsektor, BPS menilai prospek kesejahteraan petani menunjukkan tren positif pada akhir tahun.(adv)






